Jakarta Dari Bawah Tanah

    Jakarta Dari Bawah Tanah
    Dari kiri ke kanan Bertold Sinaulan, Bondan Kanumoyoso, Sonny C. Wibisono dan Candrian Attahiyat

    JAKARTA, Kota Jakarta pernah bernama Batavia, menyimpan segudang cerita diantaranya terungkap dari penemuan di bawah tanah, proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), menguak sejarah Jakarta yang sudah terkubur lebih dari 400 tahun.

    Batavia  dibangun oleh Perkumpulan Dagang Wilayah Hindia Timur - VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Kota Belanda di Asia yang menempati hilir kali Ciliwung. Batavia menjadi pusat ekonomi penting di kawasan Nusantara. Bangsa-bangsa asing bergantian datang, menetap dan merombak sistem perkotaan. Semua proses itu meninggal jejak-jejak sejarah yang kemudian tertimbun oleh proses alam dan pembangunan.

    Nama Batavia berasal dari kata Batavier, yaitu nenek moyang bangsa Belanda dan Jerman. Kata Batavia dipilih untuk menegaskan bahwa Jakarta sebagai tempat tinggal orang-orang Batavier. Nama ini diberikan oleh Gubernur Jenderal Pertama VOC, Jan Pieterzoon Coen, Ia merebut Jayakarta tahun 1619 dari Kesultanan Banten. 

    Sejarah panjang kota, diungkap pada Pameran dan Diskusi" Jakarta Dari Bawah Tanah" di Bentara Budaya, Jakarta, 25-29 September 2024, digelar Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), komda Jabodetabek, Museum dan Cagar Budaya Kemendikbud Ristek, didukung oleh Bentara Budaya Jakarta, MRT Jakarta, KITLV dan dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

    Sejarawan Universitas Indonesia, Bondan Kanumoyoso menceritakan pembentukan masyarakat kolonial di Batavia sejak masuknya Portugis, Belanda dan Inggris. Tahun 1656 didatangkan prajurit pribumi diantaranya orang Ambon dan Makasar serta masuknya imigran dari Cina.

    Sonny C. Wibisono dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mengatakan Jakarta terletak di tanah basah, dengan aliran sungai berjalan sangat lambat. Kanal, pintu air tidak mampu untuk mengatasi banjir, selama volume air dari hulu besar dan daya resap berkurang.

    Pada akhir abad ke-19, Jakarta pernah punya trem, moda transportasi umum modern dizamannya, ditarik kuda. Pada 1 Juli 1883, trem uap menggantikan trem kuda, trem ini menggunakan ketel uap. Pada 10 April 1899, trem listrik mulai beroperasi di Batavia. Trem Listrik memiliki tiang diatasnya yang terhubung dengan kabel listrik di jalurnya. 

    Sementara itu, pembangunan MRT Jakarta dimulai 10 Oktober 2013. Koridor 1 telah selesai dibangun membentang sepanjang 16 kilometer dari stasiun Lebak Bulus hingga stasiun Bundaran Hotel Indonesia. Pembangunan koridor 2 sedang berlangsung dengan seluruh jalurnya berada di bawah tanah, dari stasiun Bundaran Hotel Indonesia hingga Kawasan Kota Tua. (AA)


     

    sejarah jakarta batavia jakarta voc mrt trem kuda trem uap trem listrik
    Ir. Afrizal, M.I.Kom

    Ir. Afrizal, M.I.Kom

    Artikel Sebelumnya

    Saiful Chaniago: Pelajar Bunuh Pelajar,...

    Artikel Berikutnya

    Waketum DPP KNPI: Toleran Internasional,...

    Komentar

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Koperasi Nasional, Dari Desa untuk Indonesia yang Lebih Berdikari
    Hendri Kampai: Saatnya Nikel Bicara! Mimpi Indonesia Menjadi Raja Komponen Kendaraan Listrik
    Jadikan 'Maung' Kendaraan Dinas Nasional, Presiden Prabowo Tunjukkan Konsistensi Cinta Produk Dalam Negeri
    Waketum DPP KNPI Saiful Chaniago: Dukung Kejaksaan Berantas Korupsi Sebagai Komitmen Presiden Prabowo 
    Milenial Cyber Media Segera Luncurkan Platform Digital untuk Anak Muda

    Tags